Nuklir dan panas bumi bukanlah alternatif melainkan sumber energi utama, kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Kewilayahan dan Lingkungan Hidup Marwansyah Lobo Balia dalam Seminar Nasional Energi Bersih di kampus Unpad, Bandung, Sabtu [23/01].
Menurut Marwansyah, jika dua sumber energi itu terus dikatakan sebagai altenatif, maka nasibnya akan sama dengan pengobatan alternatif, tidak akan pernah jadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia. “Inilah mengapa sampai sekarang jenis energi ini tidak banyak dipilih oleh masyarakat dan perkembangannya lambat,” kata Marwansyah.
Senada dengan Marwansyah, Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Suraya Darma mengatakan, paradigma jenis energi tersebut sebagai energi alternatif merupakan kesalahan besar dan harus segara diubah. Bila tidak, maka bangsa ini tidak akan pernah menggunakannya sebagai sumber energi nasional.
“Di dunia internasional tidak ada yang namanya alternatif energi, yang ada ‘renewable’ energi. Kalaupun mau, seharusnya BBM yang menjadi energi alternatif,” kata Surya menjelaskan.
Suryamenjelaskan, sumber energi yang dimiliki Indonesia saat ini sangat terbatas. Untuk minyak bumi hanya memiliki setengah persen dari cadangan dunia, padahal jumlah penduduknya nomor empat terbesar di dunia.
Menurut Marwansya, Indonesia memang sudah mengalami krisi energi, khususnya untuk listrik, karena terlalu mengandalkan bahan bakar minyak. PLN harus merogoh kocek sebesar Rp 30 triliun pertahun untuk biaya BBM.
Marwansyah mengatakan, untuk mengatasi masalah itu, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral akan mengoptimalisasikan pemakaian energi dengan program campuran hingga tahun 2025, yaitu dengan konversi dan diversifikasi sumber energi.
“Kita akan mengoptimalisasikan pemakaian energi yang tidak terpakai selama ini, seperti energi panas bumi, nuklir, dan batu bara hingga sepuluh kali lipat sehingga bisa turut mengurangi emisi sebanyak 16 persen,” ujar Marwansyah.
Untuk konversi sumber energi ini, Surya mengusulkan panas bumi sebagai andalannasional karena merupakan sumber energi yang berkelanjutan, terbarukan, dan siklusnya tertutup. Juga tidak bertentangan dengan kelestarian lingkungan.
Blogger Comment
Facebook Comment