Pemerintah Malaysia menyetujui pembangunan instalasi listrik tenaga nuklir, yang direncanakan mulai beroperasi pada 2012, guna memenuhi kebutuhan listrik negara itu.
Menteri Energi, Teknologi Hijau, dan Air Malaysia, Peter Chin Fah Kui membuat pernyataan itu di Kuala Lumpur, Selasa (4/5).
Menurut menteri Chin, penggunaan nuklir untuk pembangkit listrik tak dapat dihindarkan di Malaysia karena pemanfaatan batubara dan gas alam untuk pembangkit listrik tak bisa lagi mampu memenuhi permintaan energi negara itu.
Ia menegaskan bahwa bahan baku batubara dan gas kian menipis.
Selain itu, persediaan lahan untuk pembangunan bendungan dalam pengoperasian instalasi listik tenaga air kian terbatas, tambah Chin.
Menteri Chin mengatakan ketimbang membangun instalasi listrik tenaga fosil atau gas kecil-kecil di seantero negeri, lebih baik membangun satu saja pembangkit listrik tenaga nuklir dengan harga mahal tapi lebih efisien.
Chin menegaskan bahwa pembangunan instalasi nuklir tunduk pada standar yang ketat, karena keamananya tidak bisa dikompromikan.
Ia menyatakan bahwa pembangkit listrik di negara tersebut saat ini tidak menjamin kesehatan karena mengandalkan pembakaran batubara dan gas, sementara listrik tenaga solar dan air hanya memberi kontribusi cukup kecil dari total pembangkit listrik di negara itu.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di negara itu tidak bisa beranjak tanpa energi, dan oleh karena itu pembangkit listrik tenaga nuklir adalah pilihan yang telah lama didambakan.
Chin menolak untuk mengungkapkan dana dan tempat dibangunnya instalasi nuklir, namun menyatakan bahwa aspek keamanan sangat diutamakan, sementara tempatnya akan disahkan terlbih dahulu oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Blogger Comment
Facebook Comment